Sunday, July 02, 2006
Kasih Sayangmu
Bismillahhirrohmannirrohim, Awali segala sesuatunya dengan Basmallah.
Assalamualaikum,
Mimi, begitu cucu sering memanggilnya, akhirnya aku jadikan panggilan sayang untuknya. Mimi adalah tetangga kami ketika masih tinggal di perumahan dinas. Umurnya hampir sama dengan ibuku, aku sering menganggapnya dengan ibu kedua. Seorang ibu yang sangat menyayangiku sejak aku dilahirkan. Bahkan ketiga anaknya Mas danang, mba danik dan mba ningrum telah menganggapku sebagai adek2 mereka, aku dilahirkan tepat ketika mba danik, anak kedua mimi berumur 10 tahun dan mengharapkan punya adek. Keluarga mimi memang sangat menyayangi dan mencintaiku.
Mereka tidak pernah lupa akan hari kelahiranku, bahkan lebih ingat daripada keluargaku sendiri. Setiap tahun selalu dikado, padahal ibu ma bapak jarang memberiku kado. Bahkan ketika umurku 17 tahun aku mendapat payung yg sampe sekarang payung itu masih ada. Kenapa payung?karena mimi kasian melihatku pulang sekolah kepanasan. Banyak sekali kebaikan dari keluarga mimi kepada keluargaku, tak terhitung jumlahnya. Ketika lebaran, ibu ga bisa membelikan saya baju baru, mimi akhirnya yang membelikannya. Ketika study tour uang saku juga ditambahi mimi. Dan masih banyak lainnya lg.
Sejak kepindahan kami kerumah sendiri tahun 2000, secara otomatis hubungan kami tidak sedekat dulu, namun saya berusaha untuk terus menjalin hubungan agar silaturahmi tidak terputus. Tanggal 1 Januari 2006 kemaren mimi akhirnya pindah kerumah sendiri dikarenakan pensiunan untuk tidak tinggal dirumah dinas. Keluarga mimi mmg tidak ada persiapan sama skali, namu alhamdulillah rumah yg baru sdh tegak berdiri sehingga bisa dijadikan tempat berteduh. Dan baru kemaren (sabtu 2 juli_red) aku baru bisa mengunjungi mimi, kangen bgt rasanya. Meski beberapa bulan sering kedaerah manyaran, dan maju dikit nyampe kerumah mimi, tapi ntah kenapa baru kemaren baru bener2 sempat kesana, karna kesibukan kuliah dan wisuda mungkin. Rumah mimi memang besar, namun keadaanya jauh lebih baik yg dulu, mimi dulu mempunyai warung makan nyamleng, yang mahsyur didaerah kalibanteng, sekarang mimi hanya punya warung kelontong kecil2an (asal bisa jadi kesibukan katanya). Dulu hasil warung makan bisa untuk membeli macam2 namun sekarang hasilnya ga seberapa mungkin karna letak rumah dikampung yg agak sepi. Mimi memang tidak bisa berdiam diri dirumah, ada saja kegiatan yg dilakukan, mimi ga pernah menyerah menjemput riskinya.
Kerutan diwajah mimi memang sdh mulai banyak, perekonomian negara yg smakin berat memang sangat membebani kami. Tapi mimi tidak pernah menyerah. Tiga cucu dah mimi dapatkan, ketiga anaknya juga sdh menikah smua. Tinggal menunggu meritku aza katanya. Namun dalam hal menjemput riski, tak ada kata berhenti di kamus mimi.
Walau sdh 7 bulan tidak pernah bertemu, tapi keluarga mimi ga berubah, masih menyayangi dan mencintaiku seperti dulu, dan betapa kagetnya ketika mimi bilang, "kowe menanggung beban berat opo?" didepan orang tua saya, kegundahan kebungungan dan kegelisahan saya selalu saya tutupi, tapi dimata mimi, saya tidak bisa membohonginya. Kegelisahan atas apa yg saat ini sedang saya alami, penantian yang sangat membosankan, entahlah. Mimi, sampe kapanpun saya sangat menyayangi dan mencintaimu, sampe kapanpun kebaikanmu tidak akan bisa saya bayar. Maaf apabila selama 7 bulan ini saya tidak menjengukmu, menemuimu serta menemani hari2mu dengan cerita2ku.

PS: True Friends are like diamonds,hard to find but worth the wait.Thanxs for visiting my Blog.Wassalam.
posted by Henny @ 4:07 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 

About Me
My Photo
Name:
Location: Semarang City, Central Java, Indonesia

Simple n ordinary girl

My Pics



Links
Recently Posts
Archives
Guest Book

Nama :
Blog/Mail :
Pesan :
smileys
Friends
Guests
Template By
Free Blogger Templates
© Memory Online

PasarBisnis